Teknik Wolbachia, mengembangkan nyamuk aedes aegypti berwolbachia untuk menghentikan penularan virus penyebab demam berdarah/Net
Teknik Wolbachia, mengembangkan nyamuk aedes aegypti berwolbachia untuk menghentikan penularan virus penyebab demam berdarah/Net
KOMENTAR

KASUS demam berdarah dengue di Indonesia memasuki status endemi. Kementerian Kesehatan melaporkan, dalam pekan ke-22 atau di periode Januari-Mei 2023, terdapat 35.694 kasus demam berdarah dengue (DBD) di seluruh Indonesia.

Pada periode yang sama, Kemenkes juga melaporkan total kematian akibat DBD mencapai 270 kasus. Untuk kasus kematian tertinggi terdapat di Provinsi Jawa Tengah, dengan jumlah kebatian sebanyak 68 jiwa. Lalu diikuti oleh Jawa Barat dan Jawa Timur dengan total kematian masing-masing sebanyak 48 dan 27.

“Kasus kematian ini menunjukkan masalah pertolongannya. Pembawanya terlambat, maka itu pertolongan di faskes kita optimalkan,” kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kemenkes Imran Pambudi, seperti dikutip dari Kata Data.

Walau telah menjadi endemi, warga diminta tidak panik namun tetap waspada. Caranya, dengan mencegah sakit lewat menjaga imunitas dengan hidup sehat setiap hari, PSN 3M Plus minimal seminggu sekali setiap Jumat, memelihara ikan atau tanaman pengusir nyamuk dan jentik, serta vaksinasi mandiri anak dan dewasa untuk mencegah sakit dan keparahan.

Untuk mencegah keparahan dan meninggal dunia, segera bawa ke Puskesmas jika ada gejala DBD. Lakukan cek darah lengkap dan NS1 untuk deteksi cepat DBD. Semua pemeriksaan ini gratis.

Deteksi dan tata laksana dini akan baik mencegah dehidrasi, keparahan, dan kematian. Indonesia sendiri memiliki target zero death atau nol kematian pada 2030.

Teknik Wolbachia

Guna memenuhi target zero death, inovasi teknologi Wolbachia dan vaksinasi dapat mewujudkannya. Teknik Wolbachia sudah terbukti efektif di Indonesia. Sejauh ini, studi sudah dilakukan di Yogyakarta dan telah dipublikasi dalam jurnal internasional Pilot Project Wolbachia di Yogyakarta. Untuk di Jakarta, teknik tersebut telah diterapkan di Jakarta Barat.

Wolbachia adalah bakteri yang terdapat dalam tubuh serangga. Ada 60 persen bakteri di serangga seperti ngengat, lalat, capung, dan kupu-kupu. Wolbachia dapat melumpuhkan virus dengue dalam tubuh nyamuk aedes aegypti, sehingga tidak akan menular ke dalam tubuh manusia.

Nyamuk aedes aegypti berwolbachia nantinya akan kawin dengan nyamuk aedes aegypti tidak berwolbachia, sehingga akan melumpuhkan virus dengue tersebut.

Efektivitas Wolbachia telah diteliti sejak 2011 oleh WMP di Yogyakarta dengan dukungan filantropi Yayasan Tahija. Penelitian dilakukan melalui fase persiapan dan pelepasan aedes aegypti berwolbachia dalam skala terbatas (2011-2015).

Setelah itu, dilakukan fase pelepasan nyamuk berskala luas untuk mengukur dampaknya. Fase tersebut juga dilakukan di Kota Yogyakarta. Hasilnya, terjadi penurunan kasus dengue sebesar 74%.




Hindari Cedera, Perhatikan 5 Cara Berlari yang Benar

Sebelumnya

Benarkah Mengonsumsi Terlalu Banyak Seafood Bisa Berdampak Buruk bagi Kesehatan?

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Health